Perjalanan Mencari Halal: Belajar dari Ayam Bolong hingga Rahasia Nutrisi untuk Akhlak yang Baik

By adminbj


“Bolehkah makan ayam bolong?”

Pertanyaan ini sontak membuat ruangan riuh. Beberapa kakak shalih-shalihah tampak saling bertanya dengan wajah bingung. Apa itu ayam bolong? Apakah ayam yang sakit? Atau ayam yang berlubang?

Hari itu, suasana pekan ta’aruf di SD Islam Bintang Juara berbeda. Pada hari keempat MPLS Ramah, hadir sosok istimewa: Bunda Amalia Nur Istiqomah, ibunda dari Kak Syabil dan Kak Aya. Dengan gaya yang hangat dan memikat, beliau membimbing anak-anak dalam “Perjalanan Mencari Halal.”

Mengenal Halal dari Ayam Bolong

ayam bolong halalkah

Bunda Amalia membuka sesi dengan menunjukkan gambar seekor ayam dengan leher bolong—hanya ada satu titik lubang kecil di tengah. “Ini yang disebut ayam bolong,” katanya sambil tersenyum. Salah satu siswa langsung angkat tangan dan berkata, “Tidak boleh dimakan, Bun. Itu tidak halal.

Betul sekali. Bunda Amalia kemudian menjelaskan bahwa ayam yang disembelih dengan cara benar akan memiliki sayatan yang lebar di bagian leher, sesuai syariat Islam. Ini penting agar seluruh darah keluar dan hewan benar-benar mati dengan cara yang diridhoi Allah.

Restoran Non-Halal, Boleh Tidak?

Pertanyaan berikutnya tak kalah menarik: “Apakah bisa memesan makanan halal di restoran non-halal?” Jawaban kakak-kakak beragam. Ada yang yakin boleh, ada juga yang ragu.

Dengan tenang, Bunda Amalia menjelaskan: “Boleh… asalkan tempat masaknya, alat masaknya, tempat mencucinya, dan penyimpanannya benar-benar terpisah dari bahan non-halal.” Tapi beliau menekankan, cara paling aman adalah memilih restoran bersertifikat HALAL.

Halal dan Thayyib: Tak Cukup Hanya Bebas Babi

Banyak orang berpikir makanan halal hanya sebatas “tidak mengandung babi atau alkohol.” Padahal dalam Islam, konsep halal mencakup tiga hal penting:

definisi halal

1. Halal Dzatnya

Tidak berasal dari:

  • Bangkai
  • Darah
  • Khamr (minuman keras)
  • Hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah
  • Babi, anjing, monyet
  • Binatang buas bertaring dan burung bercakar tajam
  • Hewan pemakan bangkai (jallalah)
  • Keledai jinak dan hewan yang diperintahkan untuk dibunuh

2. Halal Cara Memperolehnya

Tidak berasal dari:

  • Riba
  • Pencurian
  • Korupsi
  • Perjudian
  • Harta anak yatim yang dizalimi

3. Halal Prosesnya

Dalam prosesnya tidak ditemukan hal-hal berikut ini;

  • Terdapat campuran bahan haram
  • Bercampur penyimpanan dengan bahan Non Halal
  • Dimasak dengan alat masak yang sama dengan makanan non Halal
  • Dicuci dengan spons yang sama dengan alat yang terkontaminasi bahan Haram

Selain halal, makanan juga harus thayyib—yakni:

  • Sehat dan tidak membahayakan tubuh
  • Suci dan bersih
  • Lezat dan menyenangkan
definisi makanan thayyib

Dampak Makanan Haram: Tidak Hanya di Dunia, Tapi Juga di Akhirat

“Perbaikilah makananmu, maka doamu akan mustajab.” (HR. Thabrani)

Bunda Amalia mengingatkan bahwa makanan haram bukan sekadar merusak tubuh, tapi juga menghambat doa, mengurangi empati, mengganggu ibadah, bahkan menghantarkan pada neraka, sebagaimana sabda Abu Bakr Ash-Shiddiq:

“Siapa yang dagingnya tumbuh dari yang haram, maka neraka lebih pantas baginya.”

pengertian makanan halal dan thayyib

Makanan dan Akhlak: Ilmu Sains Bertemu Iman

Tahukah Ayah Bunda dan kakak shalih-shalihah bahwa setiap makanan yang kita konsumsi memengaruhi otak, emosi, dan perilaku.

  • Ikan dan daging → Mengandung dopamin: membangkitkan semangat dan kebahagiaan
  • Pisang, gandum, kurma → Mengandung serotonin: menenangkan emosi dan mencegah agresi
  • Kacang-kacangan, sayur hijau → Meningkatkan GABA: menenangkan pikiran, mengurangi stres

Sebaliknya, makanan haram seperti alkohol, narkotika, daging tidak halal bisa mengganggu sistem saraf dan memperburuk suasana hati. Bahkan, daging dari sembelihan tidak syar’i bisa mengandung hormon stres, yang jika masuk ke tubuh manusia dapat meningkatkan kecemasan dan ketidakstabilan emosi.

Tips Memastikan Makanan Halal

Nah, di akhir pertemuan, Bunda Amalia memberikan tips untuk memastikan kehalalan suatu produk, yaitu:

  • Cek logo halal resmi MUI di kemasan produk.
  • Kunjungi website LPPOM MUI untuk memverifikasi nomor sertifikasi.
  • Jika makan di luar, pilih restoran dengan label Halal yang jelas.
website untuk cek kehalalan produk

Ayah Bunda, penting sekali untuk mengajak kakak shalih-shalihah berdiskusi sejak dini agar tumbuh kesadaran memilih yang baik untuk tubuh dan jiwanya.

Penutup: Halal adalah Pilihan Cinta

Perjalanan mencari yang halal bukan sekadar tentang makanan. Ini adalah pilihan untuk hidup lebih sehat, berakhlak baik, dan dekat dengan Allah SWT. Melalui cerita tentang ayam bolong hingga restoran non-halal, Bunda Amalia Nur Istiqomah telah menyampaikan pesan mendalam:

“Halal bukan hanya soal aturan, tapi tentang cinta—kepada diri sendiri, keluarga, dan Sang Pencipta.”

Semoga catatan ini bisa memberikan pengingat bagi diri kita dalam memilih makanan yang tepat untuk keluarga, ya Ayah Bunda. Jika Ayah Bunda merasakan manfaat dari artikel ini, yuk bagikan ke orang tua dan guru lainnya, agar semakin banyak anak-anak tumbuh dengan pemahaman mendalam tentang pentingnya halal sejak dini.*** (CM-MRT)

Leave a Comment