PSPA Hari Kedua: Menjelajahi Empat Karunia dalam Pengasuhan Anak Bersama Abah Ihsan

By adminbj

Program Sekolah Pengasuhan Anak (PSPA) hari kedua berlangsung pada Ahad, 17 November 2024, bertempat di Hotel Candi Indah Convention, Semarang. Dalam sesi ini, Abah Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari memaparkan empat modul lanjutan setelah Karunia Fitrah dan Karunia Belajar yang memberikan panduan praktis untuk membangun pola pengasuhan yang lebih bijak dan efektif. Keempat modul tersebut adalah Karunia Konsistensi, Karunia Kiblat, Karunia Mendengarkan dan Karunia Ash Shofat.

Empat Karunia Utama Sebagai Modal Pengasuhan

Setelah menjabarkan dua modul tentang Karunia Fitrah dan Karunia Belajar di hari pertama, di hari kedua ini Abah Ihsan memaparkan tentang tiga modul lanjutannya, yaitu;

Modul 3: Karunia Konsistensi

Pada modul ketiga, Karunia Konsistensi, Abah Ihsan menekankan bahwa konsistensi adalah kunci dalam membangun karakter anak. Anak membutuhkan rutinitas dan aturan yang stabil sebagai landasan untuk tumbuh. Namun, konsistensi bukan hanya soal disiplin, melainkan juga tentang bagaimana orang tua menjadi teladan yang dapat diandalkan.

Abah mengingatkan bahwa sering kali ketidakkonsistenan dalam pengasuhan, seperti memberikan larangan hari ini tetapi mengizinkan esok hari, bisa membingungkan anak. Hal ini membuat anak kesulitan memahami nilai-nilai yang ingin ditanamkan. Oleh karena itu, orang tua perlu berkomitmen untuk menerapkan aturan secara konsisten dengan tetap mempertimbangkan fleksibilitas dalam situasi tertentu.

“Anak belajar bukan hanya dari kata-kata, tetapi juga dari kebiasaan yang mereka lihat. Jadilah contoh yang konsisten bagi anak.”

Pada sesi ini, Abah memberikan PR agar para orang tua bersungguh-sungguh melatih diri untuk menjadi orangtua yang TEGAS bukan KASAR, LEMBUT bukan LEMBEK. Ketika anak berperilaku berlebihan, yang orang tua perlu lakukan adalah sedikit bicara dan banyak bertindak, yaitu dengan membuat batasan-batasan dan konsekuensi yang jelas.

Modul 4: Karunia Kiblat

Modul keempat, Karunia Kiblat, mengajak orang tua untuk membantu anak menemukan arah hidup yang jelas. Kiblat di sini bukan hanya soal arah ibadah, tetapi juga tentang tujuan hidup dan nilai-nilai yang menjadi pegangan.

Abah Ihsan menegaskan bahwa tugas orang tua adalah membantu anak memahami apa yang benar dan salah berdasarkan nilai-nilai agama dan norma yang berlaku. Namun, ia juga mengingatkan agar orang tua tidak memaksakan kehendak. Anak perlu diberi ruang untuk mengeksplorasi dan menemukan kiblat mereka sendiri dengan bimbingan yang bijak.

“Kiblat anak bukanlah apa yang kita inginkan, tetapi bagaimana mereka memahami nilai dan tujuan hidup dengan panduan kita”

PR yang diberikan oleh Abah Ihsan pada sesi ini yaitu orang tua harus bersungguh-sungguh tidak pernah mengatakan hal negatif tentang anak yang terdengar oleh anak. Orang tua harus berusaha menjaga agar konsep diri anak tidak menjadi negatif disebabkan oleh ucapan yang tidak terjaga.

Selain itu PR berikutnya adalah orang tua berusaha menarik anak ke jalan kebaikan, nyaman dengan kebaikan, senang dengan kebaikan, setidaknya dengan memperhatikan lebih baik saat mereka berbuat baik, setelah itu:

  • Menyebutkan/mengungkapkan perasaan positif langsung di hadapan mereka.
  • Menceritakan kebaikan anak kepada orang orang terdekat, yaitu USAHA anak bukan pencapaiannya.
  • Mendoakan anak sesekali terdengar langsung oleh mereka.
galeri kegiatan PSPA hari kedua

Modul 5: Karunia Mendengarkan

Modul berikutnya yang dibahas pada hari kedua adalah Karunia Mendengarkan. Menurut Abah Ihsan, mendengarkan adalah salah satu kemampuan yang sering kali dianggap remeh, padahal memiliki dampak besar dalam membangun kedekatan emosional dengan anak.

Mendengarkan bukan sekadar mendengar apa yang anak katakan, tetapi juga memahami emosi dan pesan yang tersirat. Abah mendorong orang tua untuk menjadi pendengar aktif yang hadir sepenuhnya saat anak berbicara, tanpa menghakimi atau menyela.

“Anak yang merasa didengarkan akan lebih terbuka kepada orang tua, menjadikan komunikasi dalam keluarga lebih harmonis.”

PR untuk sesi ini lebih menekankan agar orang tua bisa menjalin komunikasi dengan anak secara baik. Bukan sekadar ngomongin/ memberikan taklim, tetapi juga mendengarkan dan memberi kesempatan anak bicara.

Abah Ihsan mengajak para orang tua untuk bersungguh-sungguh melatih diri agar dapat menjadi tempat terbaik yang dipilih oleh anak untuk curhat. Setidaknya orang tua harus membiasakan diri dengan:

  1. Lebih sering mengajak ngomong anak pada saat tidak bermasalah sebelum bermasalah,
  2. Lebih sering ngajak ngomong anak pada soal-soal yang sepele sebelum yang serius,
  3. Sedapat mungkin mengeluarkan ide dan perasaan anak terlebih dahulu sebelum nasehat nasehat.

Modul 6: Karunia Ash Shofat

Modul terakhir yang dibahas adalah Karunia Ash Shofat. Modul ini mengajarkan tentang pentingnya penataan, kerapian, dan keteraturan dalam kehidupan anak. Abah Ihsan menjelaskan bahwa kerapian bukan hanya soal fisik, seperti merapikan kamar, tetapi juga mencakup pola pikir, emosi, dan hubungan sosial.

Orang tua perlu membantu anak memahami nilai keteraturan sebagai bagian dari kehidupan. Dengan belajar menjaga kerapian dan keteraturan, anak-anak akan lebih mudah menghadapi berbagai tantangan dengan pendekatan yang terstruktur dan penuh kesadaran.

“Kerapian mencerminkan ketenangan jiwa. Anak yang terlatih dalam Ash Shofat akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih terorganisasi dan percaya diri.”

Pada sesi ini, Abah Ihsan memberikan PR kepada para orang tua untuk melatih anak-anak lebih mandiri dan bertanggungjawab. Setidaknya sejak umur 7 tahun, anak sudah dilatih untuk melakukan sendiri beberapa kegiatan, seperti mandi, sikat gigi, makan, istinja, membereskan tempat tidur, diberikan tugas rumah tangga, diberi uang saku untuk belajar mengelola keuangan, dsb.

Lebih lanjut tentang hal ini dibahas dalam Program Disiplin Anak (PDA). Adakah ayah bunda yang ingin mengikuti PDA dan KCR (Karunia Cinta Remaja)?

galeri kegiatan daycare PSPA hari kedua

Mengintegrasikan Enam Karunia

Pada akhir sesi, Abah Ihsan mengajak para peserta untuk mengintegrasikan keempat modul ditambah dua modul yang telah disampaikan di hari pertama dalam pengasuhan sehari-hari. Karunia fitrah, karunia belajar, karunia konsistensi, karunia kiblat, karunia kemampuan mendengarkan dan karunia ash shofat menjadi fondasi penting yang saling melengkapi. Keenamnya bertujuan untuk mendukung anak tumbuh sebagai individu yang percaya diri, berkarakter baik, dan memiliki tujuan hidup yang jelas.

Ayah Bunda juga bisa menyimak dokumentasi PSPA selama dua hari berturut-turut melalui video berikut:

PSPA hari kedua ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga inspirasi bagi para peserta untuk terus meningkatkan kualitas pengasuhan. Dengan memahami dan menerapkan ketiga karunia ini, orang tua diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak secara optimal.

Melalui modul-modul ini, Abah Ihsan kembali mengingatkan bahwa pengasuhan bukan sekadar tugas, tetapi juga bentuk ibadah yang memerlukan kesabaran, komitmen, dan cinta tanpa syarat.*** (CM-MRT)

Leave a Comment