Alhamdulillah, setelah masing-masing unit melakukan rihlah pada Senin, 18 Desember 2023, kemudian dilanjutkan dengan menikmati quality time bersama keluarga, tepat pada hari Selasa, 26 Desember 2023 Tenaga Pendidik dan Kependidikan PAUD – SD Islam Bintang Juara saling bertemu dalam rangka silaturahim sekaligus rapat kerja semester 2 tahun pelajaran 2023-2024.
Insya Allah agenda silaturahim, rapat kerja dan upgrading ini akan berlangsung selama lima hari, sampai dengan hari Sabtu, 30 Desember 2023. Yuk, Ayah Bunda kita cari tahu seperti apa rangkaian kegiatan silaturahim dan rapat kerja di hari pertama.
Silaturahim dan Rapat Kerja PAUD – SD Islam Bintang Juara Penuh Makna
Bu Fia, Guru Kelas 6 SD Islam Bintang Juara, mendapatkan amanah menjadi MC pada sesi Silaturahmi dan Rapat Kerja hari pertama. Acara diawali dengan doa pagi dan pembacaan Asmaul Husna, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan.
Untuk membakar semangat, tak lupa Tenaga Pendidik dan Kependidikan PAUD – SD Islam Bintang Juara menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan Mars Sekolah Islam Bintang Juara.
Setelah itu, bu Fia mempersilakan kepada bapak ibu guru yang baru bergabung dengan PAUD – SD Islam Bintang Juara untuk maju ke depan dan memperkenalkan diri. Dilanjutkan dengan perkenalan dari tenaga pendidik dan kependidikan yang telah lebih dulu bergabung.
Sebelum memasuki sesi upgrading, Bu Diana (guru Kelas 5 SD Islam Bintang Juara) memimpin ice breaking. Ada dua jenis ice breaking yang dipraktikkan oleh Bu Diana; Salah Benar Kanan Kiri Atas Bawah, dan Marina Menari di Atas Menara. Apakah Ayah Bunda bisa menebak seperti apakah ice breaking tersebut?
Sesi pembukaan yang semarak alhamdulillah telah mampu membuncahkan semangat dalam diri bapak ibu guru. Dengan kondisi yang sudah full semangat, tentunya bapak ibu guru sudah siap untuk mendapatkan materi upgrading dari ketiga narasumber inspiratif berikut ini.
1. Komitmen sebagai Manusia oleh Dewan Pembina Yayasan Dewi Sartika
Materi pertama ini disampaikan oleh Prof. Dr. Esmi Warassih, SH., MS. Selaku Dewan Pembina Yayasan Dewi Sartika. Beliau membuka materi dengan menyampaikan sebuah hadis;
Bila seseorang mendatangi atau hadir dalam majelis ilmu, maka Allah akan mempermudah jalan menuju surga. (HR Muslim)
Tak hanya itu, Prof. Esmi juga mengajak para bapak ibu guru untuk terus bersemangat belajar. Walaupun materinya diulang berkali-kali, bukanlah sebuah hal yang sia-sia untuk kembali mempelajarinya, sebagaimana disampaikan oleh Imam Al Ghozali;
Orang yang mengulang-ulang materi itu bukanlah percuma, tapi merupakan bagian dari dzikir.
Setelah itu Prof. Esmi juga menyampaikan bahwa sebagai guru harus membiasakan untuk terus menampilkan senyum di wajahnya. Sepertinya sederhana, tetapi hal ini harus dilatih dan dibiasakan.
Senyum yang tulus harus seimbang, bibir ditarik 2 senti ke kanan dan ke kiri. Wajah dengan senyuman ini hanya bisa muncul dari pikiran yang positif dan cerah.
Orang yang selalu menyunggingkan senyum bukan berarti tidak memiliki masalah. Namun orang tersebut tahu dan yakin bahwasanya masalah yang datang dalam hidup ada karena Allah SWT sayang kepada hamba-Nya.
Tak hanya itu, Allah SWT pasti memberikan solusinya bersamaan dengan hadirnya masalah. Oleh karenanya, bolehkah kita berlarut-larut dalam mengeluh dan patah semangat?
Prof. Esmi juga menyampaikan agar membiasakan untuk bergegas melihat cermin ketika kita sedang merasa marah atau suntuk. Dengan cara itu, kita bisa melihat bagaimana jeleknya penampilan kita saat sedang dalam kondisi marah.
Latihan tersebut bisa melatih kita untuk tidak reaktif dan bisa selalu berpikiran positif. Banyak orang mengartikan bahwa kebahagiaan selalu bersumber pada materi. Padahal sejatinya kebahagiaan sangatlah luas, Prof. Esmi berpesan;
Temukan kebahagiaan yang bukan sekadar materi.
Selanjutnya Prof. Esmi mengajak para guru untuk berdiskusi. Ketika ada janin di dalam perut ibu, apakah janin itu mencari makanannya sendiri atau makanan tersebut mendatangi si janin?
Ya, makanan yang mendatangi si janin. Sejatinya itulah konsep rezeki. Bukan kita yang mencari rezeki, tapi rezeki yang akan datang mencari kita.
Namun tentu saja ada caranya, agar rezeki bisa berdatangan kepada kita. Yaitu awali dengan keyakinan diri, dan penuhi diri kita dengan kebahagiaan serta kesyukuran dalam menjalani hari-hari.
Prof. Esmi mengingatkan bahwasanya rezeki tiap-tiap makhluk sudah diatur Allah SWT sebaik-baiknya. Kita hanya perlu yakin bahwa segala pengaturan dari Allah SWT pasti adil dan membawa kebahagiaan. Allah SWT tidak akan pernah menyia-nyiakan hambaNya.
Allah SWT selalu menunggu kita untuk melihat hambaNya menunjukkan usahanya dalam menjadi lebih baik setiap harinya. Maka di situlah Allah SWT melihat bagaimana kualitas ibadah kita. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Ad-Dzariyat: 56;
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Nah, ibadah itu sangat luas. Bukan hanya tentang ibadah wajib. Bekerja, menuntut ilmu, silaturahim juga merupakan ibadah. Oleh karenanya ketika kita niatkan pekerjaan sebagai bentuk ibadah, insya Allah langkah kaki akan terasa lebih ringan.
Apabila dalam proses kita bekerja, kita merasa lelah, jenuh, jengkel atau bahkan mengalami sakit, tugas kita adalah bermusahabah. Kita bisa memulainya dengan berdzikir.
Prof. Esmi kemudian membagikan tips agar bapak ibu guru bisa membiasakan dzikir dalam keseharian. Caranya sederhana, Ayah Bunda. Silakan pegang denyut nadi di pergelangan tangan. Seiring dengan berdenyutnya nadi, ucapkanlah lafaz Allah SWT. Apabila dzikir kita sudah bisa selaras dengan denyutan nadi, insya Allah kita bisa bertumbuh menjadi jiwa yang lebih tenang dan legowo.
Tak jarang ada kalanya terasa sumpek dalam bekerja, hingga kemudian berefek pada kesehatan fisik. Prof. Esmi juga memiliki tips yang insya Allah ampuh dan sudah beliau praktikkan puluhan tahun. Caranya yaitu, ketika badan terasa sakit, kepala terasa pening, baca istighfar, dilanjutkan dengan membaca asmaul husna. Tidak perlu semua nama dalam asmaul husna dibacakan, kita bisa memilih nama-nama yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan saat itu. Kemudian dilanjutkan dengan dzikir.
Tentu saja proses untuk membiasakan hal tersebut butuh waktu. Tidak bisa langsung berhasil hanya dalam satu dua hari. Namun jika terus dilatih dan dibiasakan, Insya Allah hasilnya akan mampu kita panen dalam kehidupan berupa ketenangan dan kebahagiaan diri.
Lalu apa hubungan keyakinan, kebahagiaan, bahkan dzikir dengan komitmen sebagai manusia? Menurut Prof. Esmi, komitmen dalam menjalankan profesi berhubungan erat dengan keyakinan dan kebahagiaan diri.
Oleh karenanya, kalau kita sudah memiliki komitmen dalam diri sebagai manusia yang utuh, seharusnya kita pun akan lebih mudah berkomitmen dalam menjalankan profesi.
Untuk melengkapi materinya, Prof. Esmi juga menyampaikan beberapa pengertian komitmen dari para ahli, antara lain:
- Komitmen adalah kuatnya penerimaan seseorang dalam menerima nilai-nilai lembaga, untuk berkarya dan memiliki hasrat untuk bertahan dalam sebuah institusi. (Mayer)
- Komitmen adalah keadaan di mana seseorang terikat oleh tindakannya sehingga menimbulkan keyakinan agar menunjang aktivitas dan partisipasi. (Richard)
Singkatnya, komitmen adalah keseriusan dan kesungguhan. Dari keseriusan dan kesungguhan tersebut, kita jadi punya motivasi untuk mendedikasikan waktu, materi, pikiran dan berperan aktif dalam lingkungan. Kalau lingkupnya pekerjaan, maka mampu berperan aktif dalam setiap aktivitas di tempat kerja.
Komitmen itu menumbuhkan keikhlasan. Ikhlas itu butuh dilatih. Ikhlas juga bisa bertumbuh melalui membangun hubungan baik dengan rekan-rekan kerja.
Komitmen tumbuh bersama positive thinking, sehingga melahirkan integritas; berani, peduli, dan adil. Catatan yang tak kalah penting pada akhir pemaparan Prof. Esmi;
Komitmen hanya bisa terwujud saat akidah dalam diri kuat.
Materi pertama yang disampaikan oleh Prof. Esmi insya Allah sangat bermanfaat bagi para tenaga pendidik dan kependidikan untuk menguatkan komitmen dalam menjalani profesi guru. Daoakan ya Ayah Bunda agar kami bisa senantiasa memberikan komitmen terbaik dalam mendampingi tumbuh kembang kakak shalih-shalihah.
Sejatinya bekerja, diberi ilmu, bertemu dengan teman-teman shalih-shalihah merupakan rezeki dari Allah SWT. Oleh karenanya, yakinkan dan kuatkan niat kita bukan sekadar untuk bekerja, tapi untuk beribadah dan bersilaturahim, niscaya Allah SWT akan ridho dan memberikan berkahNya.
2. Etika Kelembagaan disampaikan oleh Kepala SD Islam Bintang Juara
Setelah penyampaian materi dari Prof. Esmi, materi upgrading kedua disampaikan oleh Ibu Nur Shofwatin Ni’mah, S.Pd., selaku Kepala SD Islam Bintang Juara. Dalam kesempatan ini Bu Ni’mah menyampaikan tiga jenis etika kerja yang harus senantiasa dijalankan sepanjang bergabung dengan PAUD – SD Islam Bintang Juara. Tiga etika kerja tersebut, meliputi;
- Kehadiran
- Busana
- Perilaku
Materi ini disampaikan bukan hanya diperuntukkan bagi bapak ibu yang baru bergabung, tetapi juga untuk mengingatkan kepada para tenaga pendidik dan kependidikan yang telah lama bergabung.
Hal ini agar bapak ibu guru bisa lebih meningkatkan kualitas kedisiplinan dalam hal kehadiran, busana dan juga berperilaku. Karena bagaimanapun guru itu ‘digugu dan ditiru’. Sebelum mengajarkan kepada kakak shalih-shalihah tentang disiplin dan etika, tentu para gurunya juga harus terlebih dahulu memiliki etika bukan?
Tentunya etika kerja bisa dicapai dengan optimal, apabila komitmen terhadap profesi telah dimiliki.
3. Manajemen Kelas dengan Kekuatan Pijak, Disampaikan oleh Ketua Yayasan Dewi Sartika
Materi penutup pada hari pertama Silaturahim dan Rapat Kerja PAUD – SD Islam Bintang Juara disampaikan oleh Ibu Dyah Indah Noviyani, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Ketua Yayasan Dewi Sartika.
Sebelum memulai penyampaian materinya, Bunda Vivi Psikolog mengajak para pendidik dan tenaga pendidikan untuk melakukan asesmen awal. Yaitu dengan menuliskan jawaban untuk tiga pertanyaan pada sebuah kertas yang telah disiapkan:
- Apa itu manajemen kelas?
- Apakah pengertian pijakan?
- Bagaimana cara menerapkan manajemen kelas dengan kekuatan pijakan?
Setelah bapak ibu guru mengumpulkan jawabannya, barulah Bunda Vivi Psikolog memulai paparan materinya.
Selain memaparkan materi, Bunda Vivi Psikolog sekaligus mengecek seberapa jauh pemahaman bapak ibu guru atas materi yang disampaikan. Secara singkat apa yang disebut sebagai manajemen kelas adalah pengaturan hal-hal yang ada di dalam kelas tersebut.
Lalu apa saja yang diatur? Setidaknya ada tiga hal, meliputi;
- Benda mati, berupa alat tulis, furniture, dsb.
- Benda hidup, berupa guru dan siswa yang ada di dalam kelas.
- Kegiatan, berupa waktu, interaksi, kebutuhan, rancangan, dan umpan balik/ evaluasi.
Sementara itu yang disebut dengan pijakan atau scaffolding adalah pemberian bantuan kepada peserta didik selama tahap awal pembelajaran dan mengurangi bantuan tersebut ketika ia mampu mengerjakan sendiri. Pijakan terdiri dari lima jenis, yaitu:
- Physical Intervention/ Intervensi Fisik kepada Anak – Pijakan yang diberikan dengan cara memegang anak atau benda konkrit dan menyebutkan ciri fisiknya. Biasanya intervensi fisik diberikan kepada anak-anak usia dini. Intervensi fisik juga bisa dilakukan ketika siswa belum bisa melakukan hal yang dicontohkan atau ketika ada keadaan berbahaya.
- Directive Statement/ Pernyataan Langsung – Pijakan dengan memberi informasi, atau arahan secara langsung.
- Question/ Pertanyaan – Pijakan dengan cara guru/ orang tua mengajukan mengajukan pertanyaan dengan metode 5W dan 1 H. Level tertinggi yaitu ketika anak sudah bisa diberikan pijakan dengan pertanyaan Why dan How.
- Non Directive Statement/ Pernyataan Tidak Langsung – Pijakan dengan cara mengucapkan kembali perilaku yang dilakukan anak.
- Visually Looking On/ Pengamatan – Pijakan yang dilakukan dengan mengamati anak dan menunjukkan gesture/ ekspresi yang mendukung.
Selain menyampaikan materi, Bunda Vivi Psikolog juga memberikan dua wejangan penting bagi para pendidik dan tenaga kependidikan PAUD – SD Islam Bintang Juara. Wejangan pertama yaitu pentingnya untuk memiliki ekspektasi atau harapan dalam hidup. Karena harapan ini bisa menumbuhkan semangat untuk bangun dari tidur dan bergegas melakukan ibadah.
Wejangan kedua, Bunda Vivi Psikolog menyampaikan agar para guru dan orang tua tidak perlu merasa terburu-buru dan tergesa-gesa melihat perubahan perilaku dari anak-anak. Yang perlu dilakukan hanyalah mendampingi mereka dengan tulus.
Bukankah sebagai manusia, kita pun selalu minta dimengerti dan dimaklumi? Oleh karenanya, kita sebagai guru dan orang tua juga sebaiknya bersabar menunggu anak-anak kita berproses.
Masya Allah… alangkah luar biasa makna yang terkandung dalam agenda silaturahim dan rapat kerja PAUD – SD Islam Bintang Juara. Semoga reportase ini bisa memberikan manfaat kepada Ayah Bunda.***